Mari Berkaca


Tiba-tiba saja terbersit untuk menulisnya, entah apa modusnya. Ini tentang kaca yang sesungguhnya dan tidak sesungguhnya. Saya rasa penting untuk dipahami oleh orang modern, dimana semua orang sudah merasa pinter dan kadang paling bener. Nah loh….ngaku!!

Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 derajat Celsius. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kaca)

Kaca juga memiliki beberapa arti:

  1. halaman buku (dalam beberapa bahasa daerah)
  2. cermin, benda yang dapat memantulkan cahaya / bentuk
  3. barang yang mudah pecah

Namun saya tidak akan membahas materi kaca, karena saya sudah ngaca sendiri bahwa ilmu saya tidak ada yang tentang itu.jadi, saya ngaca lah. Masih dari wikipedia,  mengaca juga disamakan dengan introspeksi:

Introspeksi adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan maksud tertentu dengan berlandaskan pada pikiran dan perasaannya. Bisa juga disebut sebagai kontemplasi pribadi, dan berlawanan dengan ekstropeksi yang berupa observasi terhadap objek-objek di luar diri. Introspeksi mepunyai arti yang sama dengan refleksi diri.

Ok deh…sebenarnya gini, saya orang yang kebetulan suka berkaca, baik dalam arti sesungguhnya maupun dalam arti kiasannya. Didepannya saya bisa mencaci, memaki dan juga kadang memuji diri. Berkaca bisa menjadi ritual yang personal, mendapati diri dan mereview arti-arti yang mungkin saja mulai pudar terhapus emosi. Selain semuanya yang penting untuk dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial (inget pelajaran SMA), berkaca masuk dalam daftarnya.

Pokoknya hidup BERKACA deh…..